Jumat, 04 Desember 2015

CERITA PRIBADIKU

Berbagi cerita adalah sesuatu yang sangat menyenangkan karena dengan bercerita kegaduhan hati dan kepenatan pikiran kita berkurang. Sehingga perasaan kita lega dan fresh kembali, seakan semua beban kita hilang. Bercerita dapat kita lakukan dengan teman yang kita percayakan dapat menjaga dan membantu kita dalam masalah yang kita ceritakan. Namun dewasa ini untuk bercerita tidak harus dengan teman yang kita percayakan, karena kita dapat berbagi cerita dan pengalaman hidup dengan menggunakan media sosial. Yang mana media sosial bagi kaum manusia bukan hal yang asing lagi, terutama di negara Indonesia yang menempati urutan kedua setelah Rusia sebagai negara pengguna media sosial terbanyak didunia. Untuk itulah kita ambil keuntuntungannya,  dengan menggunakan media sosial sebaik-baiknya. Misalkan berbagi cerita dan pengalaman seputar kehidupan kita lewat blog seperti ini, karena media sosial lain sudah sangat mendunia dan tidak perlu diberitakan lagi. Dengan inilah saya selaku orang Indonesia turut berpartisipasi dalam penggunaan media sosial yang baik. Dibawah ini adalah sebagian informasi atau cerita seputar saya, atau bisa juga dikatakan sekolis info.
Cerita ini dimulai ketika aku menginjakkan sekolah di tingkat sma atau tepatnya di MAN 1 KOTA MAGELANG. Disitulah aku mendapatkan banyak tambahan warna dalam kehidupan di masa menempuh pendidikan, yaitu berupa teman. Dari dulu, aku selalu berpikir bahwa teman hanyalah sekedar teman yang menemani ketika kita punya sebuah atau bahkan banyak cerita dan cerita itu didengar hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu dan penasaraanya saja. Jarang diantara mereka yang melakukan bantuan dengan tulus dan dapat dipercayakan pertemanannya jika tidak punya kesamaan nasib atau perbedaan takdir yang tema dan bentuknya hampir sama. Seperti halnya aku, ketika aku berada dikelas 10 dulu aku mempercayakan seorang teman yang sepikiran tentang suatu kelompok atau geng yang sama2 tidak disenangi diantara kami. Aku bertegur sapa ala kadarnya, dan dia juga bercerita apa yang dilakukan terhadap mereka adalah sesuatu basa-basi ala kadarnya orang membantu orang yang lain, karena aku dan temanku itu sepakat tidak menyukai perangainya. Itu yang aku percayakan dan aku jaga pertemanannya. Namun, masuk kelas 11 aku mencoba untuk menyelidiki seperti apa kepercayaanku dibawa olehnya. Di kelas 11 itulah aku semakin dekat dengannya dan apapun sudut kehidupan diantara kita dapat ditukarkan pada diri masing2, walaupun pembukaan kartu dimulai dari aku merendahkan hati menjadi orang terbodoh diantara yang dia kenal. Tapi dengan tenang dia memberikan solusi tentang apa yang aku hadapi di hari2 yang menurutku cukup membingungkan tanpa bantuan teman. Namun disisi lain aku dapat menangkap keganjilan pengkhianatanku  dari ucapan yang dia katakan ketika dikelas 10 dulu bahwa, dia tidak menarik perhatian terhadap geng2 yang suka bertingkah berlebihan atau dalam artian kebanyakan anak2nya lebay. Dengan tenang dan tanpa mengingat apa yang dulu pernah dituturkan dia sangat mudah sekali berbaur dan menyukai pergaulannya. Dari situlah aku menangkap kecurigaan temanku itu. Benarkah dia benar2 tidak menyukai geng itu, lalu apa arti keakraban yang selama ini dia lakukan? Dan yang menambah aku percaya bahwa dia melupakan tutur katanya dulu adalah cueknya dia ketika aku ada di dalam perkumpulan mereka dan dia lebih memilih mengabaikn keberadaanku.
Nah masuk ke kelas 12 hubunganku dengan dia sebagai teman agak diganggu orang ketiga yang notabene temanku sendiri dalam satu jurusan. Temanku yang ini menggunakan keterampilan berbicaranya untuk menyelubungi pemikiran temanku yang tadi. Sebenarnya aku percaya bahwa dia (temanku yang tadi) akan posisiku sebagai temannya, namun kasus yang sama diulangi lagi sama dia. Yang mana ketika aku ada disitu aku selalu aja dianggap tidak ada, dan juga katanya dia itu sangat ilfil dengan tingkahnya yang kadang-kadang aneh dan bikin aku bad mood kalau ada dia. Nammuun yang bikin aku bingung adalah kenapa dia terus nempel sama temanku yang satu itu dan perubahan temanku yang satu ini adalah kenapa sekarang jadi sering iseng dan deketin aku padahal dulunya sering adu mulut dalam artian pendapatnya selalu bertentangan. Dan juga perubahan itu dimulai sejak aku bilang ke dia kalau aku gak suka sama temanku yang satu ini. Terus, siapa yang salah??
Ini ceritaku, mana cerita kalian guys..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar